Jumat, 03 Mei 2013

Keong Mas, dari Pemanis menjadi Perusak



Keong Mas,, bukan seperti legenda keong mas jaman dahoeloe kala, it's real, keong mas, sebangsa dengan siput, bekicot dan masih banyak lagi. Tak sulit menemukannya, khususnya di perairan irigasi, areal persawahan, khusus pada areal persawahan di beberapa tempat, keong mas sudah menjadi daftar pencarian petani, gimana mau tidak perannya cukup besar dalam berkontribusi pada pertumbuhan tanaman padi khususnya pada padi muda atau padi yang baru dipindah dari persemaian. Keong mas ini menyerang tanaman padi dengan cara memakan bagian batang padi yang masih muda dan lunak. serangan keong mas ini mengakibatkan anakan roboh dan pangkal padi patah, petani pun harus kembali menyulamnya, dan pada musim hujan serangan keong mas bisa mencapai 2x lipat.


Tapi dibalik 'jahat'nya si keong mas tadi ini, si keong ini ternyata dahulu merupakan hewan peliharaan di dalam aquarium sebagai pemanis dari aquarium selain ikan ikan tentunya, dan juga selain dijadikan sebagai hewan peliharaan juga saat itu potensi keong mas dikenal sebagai makanan potensial. Keong mas masuk ke Indonesia pada awal tahun 1980-an dari Amerika Selatan. Perkembangan keong mas melonjak drastis ketika telur keong mas terbawa saluran air atau irigasi dan berujung di areal persawahan, melonjak sehingga berbalik arah menjadi hama pada tanaman padi hingga sekarang (Heong et al., 2003).

Telah banyak bentuk pengendalian yang dilakukan untuk mengendalikan keong mas ini dari cara manual, mekanik hingga kimiawi. untuk pengendalian dengan kimiawi ini data yang diperoleh hingga tahun 2009 belum mampu menekan populasi hama keong mas ini. hal ini karena keong mas memiliki perkembangan yang cepat, daur hidup yang singkat dan resisten terhadap pestisida dan penyakit, didukung lagi dengan daya tahan keong mas yang mampu bertahan hidup pada kondisi margin (tanpa air) selama 6 bulan dengan menguburkan dirinya dalam tanah, saat air tersedia kembali, keong mas melanjutkan daur hidupnya, begitu seterusnya (Setyadi dkk., 2002).

Masih menjadi pertanyaan besar, bagaimana bentuk pengendalian dari keong mas ini dengan tetap memperhatikan faktor abiotik dan biotik.

referensi :

Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan. 2008. Luas Serangan Siput Murbai pada Tanaman Padi Tahun 1997-2006. Rerata 10 tahun dan tahun 2007. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. Jakarta
Heong, K.L., Joshi, R and Bell, M. 2003. Golden Apple Snail. IRRI.
Setyadi G. W., A. M. Fuah, dan H. C. H. Siregar. 2002. Pengaruh Kepadatan Populasi dan Jenis Pakan pada Pertumbuhan Keong Mas. Hayati. Jurnal Biosains, Vol 9, No 4, Desember 2002: 101- 104


0komentar:

Posting Komentar

 
;