Senin, 29 April 2013 4komentar

ilmu amal dan ikhlas

Sungguh tersebar luas segala hal d bumi ini, banyak hal yang bisa dipelajari dari lam ini, disana sini imu bertebaran.. segalanya brbentuk ilmu yang bilamana kita mau berusaha dan berpikir untuk mempelajarinya.. Mencari ilmu tidak hanya terbatas pada definisi di sekolah formal saja, d luar kta bisa mncari ilmu, jalanan, di daratan dan segala pnjuru kita bisa mencarinya.


Namun ilmu yang telah kita cari, brhasil kita kumpulkan, akan berakhir sia sia  jika tidak ada niatan dan usaha untuk mengamalkannya, kita analogikan ilmu adalah seperti makanan, kita pasti butuh makan untuk menunjang tubuh kita, namun bagaimana jadinya jika kita terus makan tanpa ada kesempatan buat (maaf) buang hajat. tentunya itu akan menjadi pertanda bagi tubuh kita, makanan yang berada di perut tentu akan (maaf) membusuk dan menumpuk di dalam perut, dan bagaimana saat buang hajat tentu harus ada proses kesungguhan disitu (baca : "ngeden") agar benar benar sempurna proses buang hajat tersebut.
sama halnya dengan ilmu, ilmu yang menumpuk tanpa diamalkan akan menjadi sia sia, tidak manfaat bagi orang lain dan bahkan bagi diri kita sendiri, dalam mengamalkannya pun harus dengan kesungguhan, dengan setulus jiwa, tiada lain tiada bukan untuk mencari riddha Ilahi. Mengamalkan ilmu sejatinya justru malah menambah ilmu kita,dan memberi kesempatan bagi kita untuk menambah ilmu.

Setelah diamalkan (berupa amalan) dari ilmu ilmu tersebut, yang perlu diingat ketika mengamalkan adalah ikhlas, lupakan apa yang sudah lakukan, kita melakukan itu lillahi ta'ala tanpa mengharapkan balasan cukup balasan dari Allah SWT. Belajar ikhlas dalam mengamalkan ilmu dapatlah melihat pada analogi seperti saat buang hajat, saat hajat terselesaikan apakah ada perasaan menyesal telah membuang hajat tersebut, apakah ada perasaan "eman" ketika mengeluarkannya. tentu Tidak kawan!! justru semakin plong saat selesai membuang hajat, serasa tak ada lagi yang mengganjal tanpa beban.
Seperti itulah kiranya bagaimana kita bersikap ikhlas dalam mengamalkan ilmu.

ILMU - AMAL - IKHLAS

"Semua Manusia akan Hancur kecuali mereka yang berilmu
 Setiap orang yang berilmu akan hancur, kecuali orang-orang yang beramal
 Setiap orang yang beramal akan hancur, kecuali orang orang yang ikhlas
 Setiap orang yang ikhlas akan selalu menghadapi godaan Setan"
 (Imam Al Ghazali)
Minggu, 21 April 2013 6komentar

Bahagia itu bukan nanti

Pernah sesekali kita berkata dalam lirih dan juga dalam kelantangan, 
berkata bahwa: 
"ketika aku lulus kuliah, nanti aku pasti akan bahagia.. karna aku mempunyai status pendidikan yang lebih tinggi daripada yang lain, dan pasti aku akan bahagia setelah itu"
"saat aku sudah menjadi sutradara, nanti aku pasti akan bahagia.. karna aku sudah dikenal dan diketahui punya nilai seni yang tinggi"
"ketika aku sudah menjadi pimpinan, nanti aku pasti akan bahagia..."
dan banyak lagi ketika dan saat yang lainya.................................................

namun, ternyata kebahagian itu tak kunjung tiba saat target itu sudah di genggaman.. alih alih menjadi berbahagia justru ada lagi hal yang harus dikejar dan ditarget,
setelah belajar dengan keras untuk lulus kuliah,, dan akhirnya lulus, ternyata masih harus berusaha dan bersaing lebih keras lagi untuk dapat bersaing dengan para lulusan laiinya dalam mencari kerja...
setelah menjadi pemimpin,, ternyata masih harus memimpin anggota dibawahnya yang justru lebih banyak lagi yang harus dilakukan,,
dan akan terus seperti itu..

Bagi mereka yang percaya bahwa, "saat saya mendapatkan ini, nanti pasti saya akan bahagia.." kebahagian meraka mungkin akan menjadi impian masa depan saja..

Bahagia bukan setelah kita mendapatkan sesuatu,,,
Bahagia bukan setelah kita menggapai sesuatu...
Bahagia bukan setelah berada di posisi tertentu...
Bahagia adalah saat ini

Bahagia bukanlah esok 
Bahagia bukanlah lusa atau masa yang akan datang
Bahagia bukanlah nanti, jika...
Bahagia adalah saat ini

Bahagia bukan untuk ditunda, bahagia bukan untuk nanti,,

Bahagia adalah milik orang orang yang bersyukur :)

image from google happines



# yang masih berada di bawah lentera yang bisu diantara tahu dan ketidaktahuan
Senin, 15 April 2013 0komentar

Teroris dan Agamis

sebuah tindakan yang dipaksakan untuk berkolerasi dengan sebuah kepercayaan adalah hal pembodohan,, bagaimana mungkin kita yang melakukan sebuah tindakan namun berimbas pada sesuatu yang tidak ada hubungan secara langsung.

semoga cerita berikut bisa sedikit bisa menjelaskan..

Diujung desa tak bertuan,
Hidup seorang Pak Tua yang selama hidupnya hidup beriringan dengan kedamaian alam, belum pernah berkecimpung dengan keramaian. Sampai pada suatu saat Pak Tua diajak oleh anak anaknya untuk merasakan gemerlapnya kota, tentunya merupakan hal yang baru bagi Pak Tua. Sesampainya di kota, Pak Tua tak henti menggelengkan kepala melihat segala bentuk kehebatan bercampur kecongkak'an manusia jaman sekarang, entah kagum atau miris.
Pak Tua tinggal di kediaman anak bungsunya yang tepat berada di tengah kota, di tengah hiruk pikuk. ketika sedang beristirahat Pak Tua merasa terganggu dengan sebuah suara yang memekikkan telinga, dalam benaknya belum pernah dia mendengar suara setidak enak ini. Pak Tua mencoba menelusuri sumber suara sampai dia menemukan seorang anak kecil yang sedanga belajar memainkan sebuah biola. Sambil menggerutu Pak Tua berkata dalam benaknya betapa jeleknya suara biola tersebut lebih mengerikan daripada suara petir halilintar, dan menyimpulkan tak akan pernah mau lagi suara mengerikan tersebut dari biola.
Suatu waktu Pak Tua berjalan jalan lagi menelusuri kota, di tengah langkah tuanya, Pak Tua kembali mendengarkan suara yang begitu indah, begitu merdu, elok, suara indah yang belum pernah dia temui sebelumnya di desa tempat dia tinggal. Pak Tua kembali menelusuri dan mencari sumber suara tersebut, sampai dia bertemu dengan seorang nenek tua, seorang maestro,  sedang memainkan biolanya.
Seketika Pak Tua menyadari kekeliruannya, suara yang tidak mengenakkan yang didengarnya kemarin bukannlah berasal dari biola, bukan pula sang anak kecil. itu hanyalah proses belajar sang anak kecil yang belum bisa memainkan biola dengan baik.

Kawan,
hal ini sama seperti agama. Sewaktu kita bertemu dengan seseorang yang "menggebu gebu" terhadap kepercayaannya, tidaklah benar untuk menyalahkan agamanya. itu hanyalah proses belajar seorang pemula yang belum bisa memainkan agamanya dengan baik. Sewaktu kita bertemu dengan seorang bijak, seorang maestro agamanya, itu merupakan pertemuan indah yang menginspirasi.

saat ini entah doktrin dogma yang terlalu memaksakan kehendak, sebuah tindakan dan perilaku terhadap sesuatu kerap dihubungkan dengan sebuah aliran kepercayaan. sebuah cara yang cukup keji bagi saya, dan jelas tak masuk akal, sampai sampai efek dari ini semua adalah timbul rasa tidak percaya dari sesama penganutnya. mereka lebih takut dengan sesama ketimbang yang bukan sesamanya.

Teroris adalah sebuah tindakan yang salah, bukanlah sebuah aliran apalagi sampai menyangkut ke sebuah kepercayaan.
seorang yang agamis lebih mudah di nilai sebagai pelaku teroris ketimbang yang bukan, sehingga banyak penganutnya merasa takut untuk menjadi lebih agamis, karena takut akan di cap teroris.

mari kita melihat sisi yang lebih dari satu, jangan mudah berkesimpulan dari sudut pandang yang miskin, analisa yang faqir.

mari pula bersama bertindak tanduk sesuai dengan aqidah yang telah diajarkan sesuai dengan dasar yang diturunkan, agar orang yang mengenal kita, menjadi mengenal agama kita karena mengenal kita.





inspired from
Ajahn Brahm "Si Cacing dan Kotoran Kesayangannya"
Mario Teguh "edisi malam kemenangan"

1 komentar

just wanna feel this momment

Ingin melihat saat pertama kali melihat
Ingin mengenal saat pertama kali mengenal
Ingin mencintai saat pertama kali mencintai

Ingin menyayangi saat pertama kali mencintai
Ingin menjaga saat pertama kali menyayangi
Ingin bersama saat pertama kali bertemu

Ingin melihat senyuman itu saat pertama kali berjumpa
Ingin menatap lama senyuman itu saat pertama kali mencoba merayu
Ingin merayu saat pertama kali berjumpa dan bertatap muka

Sebuah momment luar biasa, yang tak akan pudar terlupa.. saat perjumpaan pertama,, semua terasa istimewa,,

Andai,, dan akan menjadikan hari hari yang tertinggal dan hampir terlupakan ini menjadi sebuah moment perjumpaan pertama,, setiap waktu setiap saat..

just wanna feel this momment :)


# masi melek, kagak mau merem ni mata,, berasa sauna di negeri orang. :D
0komentar

Antara Ketahuan dan Ketidaktahuan

Tahu akan sesuatu membuat kita mengerti akan sesuatu, tahu membuat kita mengetahui sesuatu yang tidak diketahui. tahu menandakan wawasan dan pengetahuan bertambah, menjadi tahu mempunyai resiko, pertama menjadi tempat bertanya, menjadi lebih dipandang, kedua, menjadi lebih sensitiv dan peka terhadap sesuatu. ada pula ketidak tahuan akan sesuatu, belum atau tidak tahu akan sesuatu, entah itu unsur ketidak sengajaannya ataukah bersengaja untuk menjadi tidak tahu, umumnya menjadi tidak tahu masih sering dijadikan tameng dalam posisi mencari aman, lebih baik tidak tahu daripada menjadi tahu, karena dengan tahu membuat membatasi diri kita dengan berbagai sudut pandang, begitulah menurut versi si ketidak tahuan. sehingga para ketidak tahuan ini masih merasa dan menganggap nyaman dan tenang dengan keadaan saat ini. 
Namun, 
diantara tahu dan ketidak tahuan masih ada yang lain, yaitu tidak tahu tapi pura pura tau (baca : Sok Tau) dan tahu tapi pura pura tidak tahu (baca : bukan rendah hati). Para ketidak tahuan tapi pura pura tau ini cenderung ingin selalu diperhatikan, namun usaha untuk diperhatikan dengan cara yang kurang tepat, dengan seakan akan tahu akan segala hal, hanya untuk dianggap lebih tahu, namun kosong tidak menambah kadar tahu
tahu tapi pura pura tidak tahu, tahu akan sesuatu tapi seakan akan tidak tahu dalam posisi dan kondisi tertentu, bukan agar dianggap rendah hati atau tidak sombong, tapi dalam kondisi tertentu dibuat seperti itu, seperti misal, si tahu (tapi pura pura tidak tahu) ini mengetahui bahwa ketika melakukan ini akan mempunyai dampak negatif lebih banyak dari pada efek positif, dan begitu yang disampaikan pada yang lain agar jangan melakukan itu, namun dengan predikat tahu tapi pura pura tidak tahu, tetap melakukan itu untuk dirinya sendiri dengan berusaha melepaskan sejenak ketahuannya tersebut.

terus,, aku, kamu, kita, kalian ada dalam tahapan yang mana??

tenaaaang....
aku pun tak tahu jawabannya...

jawaban itu mungkin tersisip di situ, di hati yang telah lama membisu atau hati yang lama tak didengarkan



Jumat, 05 April 2013 2komentar

Kaca Mata Kehidupan

 |Kaca Mata| = |Kacamata|


Kaca yang diletakkan di depan mata, untuk membantu mata mengoptimalkan fungsinya, mengumpulkan informasi visual sebagai bahan/data referensi yang akan dibawa ke organ otak untuk diproses bagaimana seharusnya.

Kacamata dengan berbagai variasi sudah hadir dan familiar, terutama pada variasi warna, ketika kita menggunakan kacamata berwarna hitam maka otomatis dari mata kita akan tampak objek menjadi gelap atau mendekati, begitu juga dengan warna hijau, objek yang diterima mata pun cenderung berwarna hijau, begitu juga dengan warna lainnya cenderung seperti warna kacamata yang digunakan. Melihat wanita cantik tampak seperti Hulk-woman ketika menggunakan kacamata berwarna hijau, seterusnya dan bisa dilanjutkan sendiri analogi dan fantasi lainnya :)

Seperti itulah dengan kehidupan kita, cara kita melihat hidup, terkadang masih berpatokan dan terlalu kolot dengan warna kacamata kehidupan yang kita pakai. Seperti itulah kita memandang sebuah persoalan dalam hidup. hanya mampu melihat dari satu sudut pandang saja, padahal masih ada sudut pandang lain yang tersisa dalam pilihan kita.

Gunakanlah dengan arif kaca di depan mata (baca: kacamata) dalam melihat segala sesuatunya, bijaklah dalam menggunakan dan melihat dengan kacamata kehidupan, sehingga apapun yang diambil dalam setiap keputusan dari melihat sesuatu menjadi lebih santun dan arif :)
Rabu, 03 April 2013 0komentar

Belajar dari Korea

Tak bisa terelakkan..
badai datang dan pergi terus bergulir, menghujani negeri tercinta NKRI ini..
yang dalam bahasa yang agak ilmiah bernama "korean wave"

yeaaah,,,
demam korea, virus korea tengan semerbak di kalangan muda indonesia tidak hanya muda, bahkan kawula sepuh dan menginjak remaja turut terbius..
segala aspek dari korea menjadi trendsetter di negeri kepulauan kita ini.. tidak bisa dipungkiri penulis pun sempat terjangkit walaupun belum sampai stadium 4 hahaha

dari mulai fashion, kuliner, musik, gaya hidup hingga tetek bengeknya semua digandrungi..
tak pelak dalam sekejap korea salah satu kiblat trendsetter dunia selain negara amerika sekirat.. ;)

namun kita sebagai individu yang di berkahi akal untuk berpikir tidak barang tentu menerima itu semua secara mentah mentah.. mari kita lihat dari sudut pandang lain, dari kacamata yang berbeda..

Korea dahulu tidak terpecah seperti sekarang, dulu korea menjadi salah satu satuan. korea pada saat itu masih menjadi jajahan dari negara jepang, dan mampu merdeka pada tahun yang sama seperti Indonesia merdeka pula yaitu 1945. (perlu diketahui juga, orang korea kebanyakan anti dengan jepang, karena mungkin ada trauma history pernah di jajah oleh negara jepang)
Setelah merdeka korea sempat ditransisi oleh 2 barak militer terbesar pada saat itu yaitu uni soviet dan amerika serikat. dua kubu yang pada masanya mempunyai permasalahan mendunia sehingga pernah terjadi perang dunia I dan II, menjadi sebuah polemik dan membuat masyarakat korea terpecah pada saat itu, hingga puncaknya terjadi persitegangan antar masyarakat dari pro masing masing kubu, hingga pada akhirnya sempat terjadi perang saudara sehingga terbagi menjadi dua negara yaitu korea utara (pro uni soviet) dan korea selatan (pro amerika) hingga sekarang masih ada perseturuan di dua negara satu pulau ini.

Korea khususnya korea selatan yang berkiblat pada amerika tlah jadi trendsetter dunia..
dari berbagai aspek

Namun coba perhatikan ada sisi yang harus kita lihat syukur syukur bisa kita contoh,, semaju apapun mereka, sefanatiknya mereka berkiblat kepada negara adidaya amerika, mereka tidak melupakan dan atau menghilangkan identitas mereka. Mereka tetap mempertahankan akar identitas mereka, bagaimana itu bisa terjadi :

yang pertama,
mereka memperkenalkan budaya mereka dengan cara memprioritaskan anggaran untuk sektor pariwisata, modernisasi budaya namun tidak menghilangkan warna aslinya, warna identitas aslinya. memperkenalkan budaya mereka melalu perfileman lokal sehingga sering kita melihat film korea yang berlatar belakang zaman kerajaan dan cerita cerita hikayat asli korea.

yang kedua,
tempat pariwisata dijadikan latar perfilman, sehingga secara tidak langsung mengangkat nilai dan mempromosikan tempat wisata tersebut.

yang ketiga,
berbagai macam kuliner khas korea di tampilkan dengan manis penyajiannya

Kita sebagai yang negara yang kaya akan budaya, yang bertaburan kearifan budaya lokalnya, mudah sekali melupakan identitas diri terseret oleh arus globalisasi, menjadi malu mengakui identitas diri bahkan ada yang tau identitas tapi pura pura rabun akan identitas itu.. Apakah kita mau dikatakan sebagai negara tanpa jati diri... mari kita jadikan ini sebagai opini yang pantas untuk diperjuangkan dan dibela sebelum kita benar benar kehilangan jati diri dan hanya menjadi pengekor.
 
;