Selasa, 09 Desember 2014 1 komentar

Siapa yang pantas dibilang BUAS

BUAS
apa yang langsung ada di benak ketika disebutkan kata di atas itu..

Predikat yang slalu kita berikan kepada binatang binatang predator yang ganas dalam memangsa mangsanya..

So pasti,,

Tapi tahu tidak,
Sebenarnya apa yang sudah kita sematkan itu mungkin kurang pas jika kita kaji lebih detail lagi,

Ayok kita coba,
Kita ambil contoh singa yang telah disematkan padanya sebagai the king of jungle, predikat itu diberikan karna perannya sebagai binatang ganas, yang selalu menjadi mimpi buruk bagi para mangsanya.

Tapi tahu tidak,

Pertama,
Singa tidak akan pernah makan atau memangsa ketika dalam kondisi kenyang, dalam kondisi kenyang mau seperti apa mangsanya seliwar-seliwer di depannya, seperti apa bentuk dan ukuran mangsanya, tak akan mempengaruhi si singa tersebut, tidak bergeming, tidak tergoda.
Kedua,
Singa saat lapar dia akan mencari mangsanya, dengan segala strategi untuk bisa menangkap mangsanya, umumnya singa menggunakan strategi sit and wait, menunggu di posisi yang tak terlihat dan mengambil posisi dimana dia mudah mengawasi pergerakan mangsanya, menunggu dengan sabar sampai timing yang tepat untuk menyergap. Ini dilakukan sebagai bagian dari strategi penggunaan energi, tanpa strategi ini tentu peluang mangsa tertangkap sangat kecil dan juga membutuhkan energi yang terbuang banyak. Sekelas singa, masih memerlukan strategi untuk dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya.
Ketiga,
Singa ketika menerkam mangsanya akan langsung menggigit organ vitalnya pada bagian leher, dengan asumsi untuk segera melumpuhkan mangsanya.
Keempat,
Saat sedang menikmati hasil tangkapannya, singa tidak akan tergoda untuk menangkap mangsa lainnya, dia fokus menikmati hasil buruannya, tidak peduli di depannya masih ada mangsa yang lebih baik dari pada mangsa yang telah dia tangkap. Dan Singa tidak akan pernah menyisakan makanannya seakan tahu porsi yang pas untuk sarapannya kecuali jika itu untuk disisakan untuk pasangannya atau anaknya.

Lalu masihkah kita menganggap binatang tersebut buas?

Dan Kita Manusia
yang berada di level tertinggi dalam kasta piramida makanan.
Makan tak mengenal lapar dan kenyang, apalagi jika menu yang terhidangkan merupakan menu yang eksklusif dan apalagi jika itu gratis dan tidak membutuhkan upaya yang besar untuk bisa menikmatinya. Segala hal yang berhubungan tentang perut, kita rela dan menikmati untuk menumpuknya, dan ketika sudah menumpuk kita dengan bangganya mengahamburkannya. sebenarnya yang lapar ini perut atau mata?!

Kemudian bagaimana dengan kita yang digadang gadang sebagai cipataan yang paling sempurna diantara ciptaan lainnya..yang diberikan akal yang dengan itu kita bisa berpikir...
Kita yang tidak pernah puas dengan apa yang ada di depan kita, selalu ada saja hal hal yang membuat kita selalu saja menganggap apa yang ada di depan kita tidak lebih baik dari segala di sekitar kita, menjauhkan kita dari rasa syukur dan pada akhirnya tidak pernah bisa menikmati apa yang sudah di tangan dan kebahagiaan itu terkikis dengan  ketakaburan yang tak pernah terpuaskan.

Lalu sebenarnya siapakah yang pantas dibilang BUAS,,??
kalo urusan perut saja kita sudah BUAS lalu bagaimana dengan urusan urusan kehidupan lainnya??
Jumat, 14 November 2014 0komentar

Ujian open book kehidupan

Ujian closed book itu hanya ada di bangku sekolah dan kuliah.
Suatu pertanda bagi kita pada saat itu untuk menyiapkan segala bahan ujian karna asumsi normalnya tidak ada bantuan yang bisa kita jadikan pijakan saat ujian nanti walopun selalu ada kondisi abnormal di mana kita masih bisa memanfaatkan peluang sekecil apapun. -ini fakta dan pengalaman-

Ujian open book itu juga ada di bangku sekolah dan kuliah. Suatu pertanda di mana kita masih bisa bernapas lega karna bebannya bisa jadi tidak terlalu berat, karna tinggal membawa saja bahan bahan ujian ketika ujian berlangsung. Namun faktanya itu malah akan merepotkan ketika sudah membawa semua bahan bahan ujian namun kita tidak tahu di mana letak jawaban dr pertanyaan ujian itu. Agar memudahkan perlu kita membaca dan memahami bahan bahan ujian itu agar nanti saat ujian open book kita bisa mudah menemukan di mana letak jawaban tersebut.

Ujian open book sadar atau tidak juga kita dapatkan selama bangku kehidupan yang fana ini, dan dengan cara dan strategi yang sama untuk bisa menemukan jawaban dan berhasil melalui ujian kehidupan. Masalahnya kita sudah punya bahan bahan yang diujiankan di kehidupan namun kita sering lupa untuk memahami bahan bahan ujian tersebut sehingga saat ujian datang kita kalang kabut, mau mencari jawabannya di bahan bahan ujian pun akan percuma karna kita tidak tahu dimana letaknya atau mungkin kita sudah lupa menaruhnya atau bahkan mungkin kita sudah lupa bahwa kita memilikinya.

Lalu siapa yang harus disalahkan,,
Yang memberi ujian ataukah kita yang menjalani kehidupan..??

Senin, 10 November 2014 0komentar

Gagal MoveOn

Tayangan 10 menit yang akhir-akhir ini menghantui benak kawula muda mudi Indonesia, khususon bagi mereka yang pada zaman itu (baca:2002) pernah ngerasain tayangan lengkap edisi pertamanya. Bahkan akhir-akhir ini sudah menjamur ke mereka yang terbilang masih belum akhil baligh bahkan yang sudah lebih di atas rata-rata.

Sadar atau tidak, memberikan efek yang ane namain efek 'gagal move on' kepada hampir kawula-kawula yang ane sebutin di atas terutama bagi mereka yang tiba-tiba muncul rasa penasaran untuk mencoba menengok ke belakang atau sekedar hanya membuka lembaran buku masa lalu cintanya,, 

sambil pelan-pelan berbisik
"eh bagaimana ya kabar si doi sekarang...?"

berawal dari pertanyaan cerdas, lalu niat kemudian tindakan..
buka aplikasi "Line" trus klik "more" trus klik "find alumni" ----loading verify---- tinggal isi aja mau nengokin doi yang jaman kapan aja, SD - SMP - SMA - Kuliah atau bahkan TK..
loh loh.... kok ane jadi gagal paham gini yah =D ahaha

banyak cara untuk sekedar ingin tahu kabar si doi yang bisa bisa mantan pacar, mantan gebetan, bahkan mantan selingkuhan atau mantan tolakan. hehe

hal ganjil ini bagi sebagian orang masih dianggap wajar, yah walaupun agak-agak maksa dikit dengan membawa embel-embel menyambung tali silaturahmi yang telah lama terputus.. aseeek

Namun 
Bagi aku, kamu, kita dan kalian yang merasa siap untuk melanjutkan langkah, meniti perjalanan ke depan dan berusaha mengikat dalam sebuah komitmen. Tidak banyak waktu untuk menengok ke belakang jika itu berkaitan dengan cerita cinta di masa lalu. Jangan sesekali mencoba, karna walaupun hanya sebentar, hal itu sanggup merenggut kebahagiaan yang baru dimulai.
Ada banyak tipuan di sana.
Ada banyak perih di sana.
Ada banyak penyesalan di sana
yang terbungkus menggoda dan menghadirkan keinginan untuk merubah keadaan yang lalu menjadi lebih baik dan  menjelma menjadi sesosok pembanding antara yang sekarang dengan yang lalu.
 
Hati hati dengan kebiasaan hati yang bisa, bisa kuat dan bisa lemah. Hati ini memang tercipta dalam kondisi rapuh dan mudah goyah, berjaga-jaga dan membatasi diri mungkin cara yang bijak sebagai penjaga atas rapuhnya hati ini.


Sabtu, 14 Juni 2014 0komentar

pernak pernik mudik I

Paras ayu nya cukup membuat hati tertegun barang sejenak
Wajah sejuknya mampu menandingi sejuknya AC di gerbong tua ini
Tatapan lembutnya sanggup memberikan ruang tersendiri ditengah sesak penumpang arus balik mudik sore ini
Kecantikan khas jawa memancar terang tapi tak menyilaukan

Ingin terus kuramu kata kata untuk mewakili pesona indahnya, semakin tinggi hasrat itu, semakin besar harus kusita waktuku untuk terus memperhatikan mu dari kejauhan..

Sampai akhirnya aku hentikan segera semua angan indahku,, saat tak sengaja kulihat sebuah tanda sakral yang melingkari jari manis tangan kirinya.

Ah Tuhan,
CaraMu selalu unik untuk menegurku..

Sabtu, 24 Mei 2014 0komentar

-jambu merah-

Tak sengaja bagi aku tapi mungkin disengaja oleh tuhan

Kucoba mencari tahu walaupun terkesan tak mawas diri

Kuberanikan diri walaupun terkesan tak tahu diri

Ku ketuk jambu merah

Tok tok tok tok tok tok tok tok tok tok
Tok tok tok tok tok tok tok tok tok
Tok tok tok tok tok tok tok tok
Tok tok tok tok tok tok tok
Tok tok tok tok tok tok
Tok tok tok tok tok
Tok tok tok tok
Tok tok tok
Tok tok
Tok
(.)
(titik)

hening

Ah ternyata memang aku tak mawas diri dan tak tahu diri.

Minggu, 20 April 2014 1 komentar

Aku harus bagaimana

Kali ini
Aku harus jujur.

Mungkin setelah ini semua yang tlah kau canangkan pada aku akan luntur begitu saja.
Aku tahu resiko itu,
tapi sekali lagi aku harus jujur akan rasa dan sikap ini.


Ini bukan soal cinta, ini lebih ke persoalan sudut pandang dan cara menikmati.



Semua orang mengamini,
Kau adalah makhluk terindah yang pernah diciptakan Tuhan, begitu pula yang aku pahami.
Kau adalah salah satu makhluk yang aku kagumi dari mulai dulu sampai sekarang ini
walaupun antara dulu dan sekarang cara aku mengagumimu sedikit berbeda. *kurasa

yap.
aku masih mengagumi hati dan sikapmu.         
(aish.. kenapa masih saja kata-kata gombal terlontar dari mulut manisku ini)


Maaf
aku masih terlalu kikuk untuk bisa berkata jujur, mengungkapkan apa yang aku rasa selama ini.

Aku mencoba,
tapi mohon cermatilah dengan baik penjelasanku ini yang agak terlalu bertele-tele ini.

sampai di mana tadi....
oh iya, sampai di bahasan "mengagumi"


Dulu aku ingin sekali mengagumimu seperti layaknya kekaguman sang Fajar merindukan sang Senja.

Tapi jangankan aku bisa seperti itu,
hampir setiap hari, mataku slalu disuguhi hal-hal yang kuanggap tabu.
satu dua kali mungkin aku masih bisa mengintruksikan kesepuluh jari tanganku untuk membantu menutupi kedua mataku dan memerintahkan wajahku untuk bisa menunduk atau bahkan memalingkan wajah
namun selebihnya dan seterusnya, intruksi dan perintah itu tak lagi didengarkan, bahkan sengaja seirama dengan si mata untuk tidak melewatkan pemandangan itu.
lalu, aku harus bagaimana


Awalnya aku kira itu semua terjadi sebagai sebuah kekhilafan.
namun itu masih saja terjadi.
Aku pun masih menjaga lentera pemikiranku bahwa itu tetaplah sebagai sebuah kekhilafan.

kau perlu tahu,
aku pun masih diliputi perasaan risih setiap kali ingin menikmati.
jadi jangan heran ketika tak sengaja aku tertangkap mata oleh kau.
aku seakan salah tingkah sendiri.
dan aku pun yakin kau pun risih akan itu.

Tapi waktu demi waktu
anehnya hal itu masih saja terus terjadi.

(mungkin)
kekhilafan itu telah berubah menjadi sebuah kebiasaan.
kebiasaan buah dari jalaran teko kulino.

Dan jika memang benar seperti itu adanya.
tolong beritahu aku,
aku harus bagaimana

Agar nantinya ketika aku ingin menikmatinya
aku tak terganjal dengan kerisihan ku
dan begitu juga dengan kau

Dan perlulah kau tahu.
Jujur dari lubuk hati yang paling dalam.
slama ini aku hanya bisa menikmati dengan caraku
yang dengan diam-diam, dengan curi-curi pandang, dan secara tidak sengaja tertelan ludahku
bahkan mungkin beberapa kali momen menikmati itu kujadikan fantasi pribadiku yang kusimpan sendiri
yang sewaktu-waktu bisa kuunduh dan kunikmati sendiri

tolong beritahu pada aku
bagaimana cara yang santun untuk bisa menikmati apa yang kau pamerkan itu.
menikmati tiap sentinya dengan khidmat, menikmati tiap helai lekukan dengan detail.
menikmati hal yang kuanggap keindahan itu

dan
saat ini sebagian dari kau, telah banyak yang menutup apa yang seharusnya ditutup
entah itu adalah panggilan hati atau mungkin sebagai ajang ngekor saja
atau malah sebagai bagian dari keikutsertaan kau mengikuti fashion yang lagi in saat ini

Tapi,
itu bukan urusanku
aku tak mau terlihat baik di depanmu
biarlah kau tahu juga diriku ini tak lepas dari kemunafikan

Entah mungkin otakku yang sudah ngeres.
masih saja aku lihat sebagian dari kau yang sudah tertutupi.
namun di mata aku masih saja terlihat jelas tiap centi lekukan tubuh kau
bahkan semakin jelas batasan-batasan itu.
dan maafkan aku jika aku harus menikmati dengan diam bahkan tak sengaja tertelan ludahku

Sekali lagi
tolong beritahu aku dan jelaskan pada aku
bagaimana aku harus menikmati ini semua
yang terkadang aku risih namun terkadang aku menikmati.
sehingga nantinya aku dan kau sama-sama enak, sama-sama bisa menikmati dengan nyaman dan dengan cara yang santun.
dan akhirnya,
aku puas, kau pun bangga.


dan sekali lagi,
bantulah aku menjawab pertanyaan dari pertanyaan yang sampai saat ini tak kutemukan jawaban pastinya.
.Aku harus bagaimana



Minggu, 13 April 2014 0komentar

si Peramal Masa Depan

Malam itu tidak seperti malam biasanya buat si Am, yang biasanya dia habiskan malam berada di kamarnya hanya untuk sekedar bermain game dari laptopnya atau sekedar melihat kumpulan film baru hasil download. Malam ini dia berada di depan teras kamarnya ditemani kopi pahit khas Lampung yang entah sudah berapa lama masa berlakunya habis, tapi tetap saja si Am menikmati kopinya dengan nikmat seakan seperti sedang menyeruput kopi luwak asli yang harganya mungkin 10 kali lipat dibandingan kopi yang sedang dinikmatinya sekarang dan tidak lupa malam ini dia ditemani suara kodok dan jangkrik yang saling bersahutan mencoba mengisi relung malam yang kosong.

Malam itu kebetulan bulan lagi berbaik hati menunjukkan paras asrinya kepada si Am, yang dari tadi mencoba untuk mencari posisi yang benar-benar enjoy buat dia, entah apa yang akan dilakukannya.. dan apa yang sedang dipikirkannya,, pikirannya kalang kabut seperti knalpot asap motor butut tetangganya, di mencoba menangkap serpihan pikiran-pikirannya yang melayang tanpa massa. sampai dia akhirnya mampu menangkap serpihan-serpihan pikiran itu lalu disusunnya dengan rapi merangkai sebuah pemikiran yang sudah dua hari ini coba dia rangkai..

Malam itu seakan mendadak hening, kodok yang dari tadi bersuara mendadak hening, mungkin si kodok  pergi mencari makan di seberang sungai sana, dan si jangkrik mungkin sedang mencoba peruntungannya di tempat lain.

Si Am pelan dan perlahan berinteraksi dengan dirinya sendiri, dia baru menyadari bahwa selama ini dirinya telah lama menjadi peramal.. tapi bukan peramal seperti Ki Joko Bodo atau sejenisnya, tapi peramal masa depan,, Si Am awalnya pun tak percaya kalau memang dirinya dari dulu telah menjadi peramal masa depan, dia pun tak habis pikir, seharusnya dengan kemampuannya tersebut dia sudah bisa meramal masa depannya, tentu hidupnya akan jauh lebih layak dari pada saat ini yang penuh dengan masalah yang datang bertubi-tubi datang pada diri si Am.. tidak hanya masalah tapi juga ketakutan yang tidak jelas dari mana datangnya membuat beban pikirannya tak kunjung reda malah bertambah.

Sampai akhirnya si Am menyadari bahwa dirinya selama ini telah menjadi peramal masa depan bukan malah memberikan keuntungan buat diri pribadinya, malah menambah beban. ternyata selama ini si Am selalu meramal masa depan mencoba berangan-angan, mecoba merangkai mimpi, tapi sembari itu pula si Am membuka ruang ketakutannya seolah menjadi pembanding dengan semakin tinggi mimpi yang direkanya, sehingga belum sempat dia melangkah untuk mencoba meniti mimpinya dia sudah terantuk oleh ketakutannya sendiri. kadang pula si Am terlalu asyik untuk meramal, terbuai dengan mimpi, mimpi yang boleh dikatakan kosong, kosong dari tindakan, yap si Am selalu terbuai dengan mimpinya, tanpa sedikitpun melangkah.

Si Am pun menyadari, bahwa sebenarnya meramal masa depan itu adalah PASTI, PASTI tidak PASTI. si Am pun termenung kala itu, sambil terus berpikir bahwa seharusnya dia segera terbuka dengan masa depan, hal terbodoh yang mungkin pernah dia lakukan adalah bermain-main dengan masa depan, slama ini dia terjebak dengan mencoba meramal masa depan,,
dan di penghujung malam itu terpatrilah sebuah kata-kata yang keluar dari bibirnya "ah, mungkin formula terbaik adalah dengan terbuka dengan masa depan, dan berfokus pada hari ini, gw harus berubah, gw harus fokus pada hari ini, seperti apa esok adalah seperti apa gw hari ini. gw harus berubah..."

Dan malam pun kembali ke peraduannya, kata-kata yang terpatri entah akan menjadi tenaga booster untuk memperbaiki menjadi lebih baik ataukah itu hanya akan sekali lagi menjadi mimpi kosong..

 ah sudahlah,mungkin harus di wajari karena dia memang si Am.





si Am : si Anak Manusia

 
Sabtu, 05 April 2014 0komentar

Kubangan yang sama (1)

Untuk kesekian kalinya
terjatuh di kubangan yang gue gali sendiri (lagi)

Memang gue akan bangkit dan biasanya slalu begitu
tapi apa itu akan berawal kembali lagi dari kubangan yang sama

luka dan bekas masa lalu tak pernah bisa mau bertahan lama
hanya sejenak mampir di awal dengan bayang ratapan akan sampai kapan seperti ini terus. 
tidak lebih.
setelah itu semua kembali dan berawal kembali dari kubangan yang sama.

seperti halnya anak SD harus mampu menyelesaikan ujian di yang diberikan di penghujung untuk bisa naik kelas, dan gue tetep sama, selalu gagal, dan dengan semangat di awal  untuk bisa lolos dari ujian itu yang nantinya akan surut dan berujung di gagal melewati ujian. dan sekali lagi gue harus mengulang dari titik awal, dan tetap akan menghadapi ujian yang sama. gue gag akan bisa lari dari ujian ini. karena hidup ini sama seperti tahapan. gue kagak akan bisa naik level sebelum bisa melalui ujian. masih ujian yang sama. dan selalu gue ngelakuin hal yang sama untuk menghadapi ujian yang sama berujung pada kubangan yang sama.

gue gag bisa menghadapi ujian dengan cara yang sama,, gue kudu menghadapi dengan cara yang lain. pelajari kesalahan di masa lalu yang buat gue gagal.

Tuhan masih mungkin masih berbaik hati memberikan kesempatan, entah sampai kapan
tapi gue gag mau habisin umur gue hanya untuk menghadapi ujian yang sama, sedangkan waktu tak pernah bisa diajak bernegosiasi sedikitpun, sogokan pun tak pernah dilirikanya, ah dasar waktu, selalu saja angkuh.

untuk kesekian kalinya,
gue harus kembali melangkah...


Rabu, 02 April 2014 0komentar

Ketika Muna menjadi Fix

Diantara perbatasan hitam dan putih ku kaburkan garis pembatas diantara keduanya agar aku bisa berpindah posisi dimanapun aku ingin,

Rentetan kata kuputar balikkan sesuka gairah dan didukung pula dengan lidah yang untungnya tidak pernah bertulang, 

Gesture ku perankan dengan baik, telah banyak topeng yang kubuat dan kuukir sendiri, agar aku bisa memerankan peran apapun dan kapanpun, kebebasan yang terbungkus dengan kealiman gombal, dan keliaran yang tersusun rapi dengan kehusyu'an semu. 

Hal yang wajar ketika sesekali harus berjumpa dengan kejenuhan, terbayang ada cahaya terang di balik ruangan gelap yang aku ciptakan sendiri, dan dengan jelas terlihat jalan kecil yang bisa mengantarku ke ujung cahaya, namun keengganan untuk meninggalkan zona nyaman masih membuatku betah untuk terus melekatkan pantat ini di ruangan ini.

 
Sabtu, 29 Maret 2014 1 komentar

Jalan itu,,


Tiap masing-masing dari kita menjalani kehidupan seperti menelusuri sebuah jalan,

Jalan itu ada yang terpampang jelas dengan penerang yang binar 
dan ada pula jalan yang hanya berteman dengan gelap temaram.
 
itu tidak menjadi soal,, 
itu tergantung dari bekal apa yang kita bawa, dan saat bekal itu habis pun masih banyak pemberhentian di sepanjang jalan itu, kita bisa sekedar melepas lelah, ataupun mengisi bekal, tapi jangan terlalu lama berhenti di pemberhentian itu, karena jalan yang kita telusuri berbandingg lurus dengan waktu yang enggan untuk menanti. Saat menelusuri jalan itu kita bebas untuk memilih ruas jalan mana yang akan kita ambil, bisa lewat ruas kanan, kiri ataupun tengah, karena memang jalan itu hanya satu arah saja.

Kita tidak akan pernah menemui jalan yang pernah kita telusuri,, 
dan kita tidak akan pernah bisa kembali ke bagian jalan yang telah kita lalui, 
mungkin, yang bisa kita lakukan hanyalah menengok kebelakang tanpa sedikitpun bisa mundur ke belakang,
yah, jalan itu mengharuskan kita untuk terus melangkah, 
kecepatan langkah itu pun kita yang menentukan

tapi sekali lagi,
kita tidak akan pernah bisa kembali mundur ke belakang..

Mungkin saat ini kita telah berada di tengah penghujung jalan, atau mungkin tinggal beberapa langkah lagi menuju penghujung jalan,, 
kita tidak benar-benar tau dimana jalan masing-masing dari kita akan berujung 
dan lagipula itu bukan urusan kita,
urusan kita adalah bagaimana kita menelusuri jalan yang ada itu,

dan sekali lagi,
kita tidak bisa kembali mundur ke belakang ke bagian jalan yang telah kita lalui,
kita hanya bisa mengenang apa--apa yang telah kita lakukan pada setiap ruas jalan yang telah kita lalui yang terekam dalam kenangan  masing-masing dari kita. 

Saat ini yang terbaik mungkin adalah bagaimana kita melewati jalan yang ada dihadapan kita, hingga nanti kita sampai ke penghujung jalan ada sesuatu yang tergores indah dalam nisan selama perjalanann kita, bukan hanya dikenang sebagai seonggok daging yang hanya punya nama.

*yang nulis lagi ngigau, harap maklum :D

Jumat, 28 Maret 2014 2komentar

My Bed My Destination


cek cek....

bagi KITA kebanyakan.....

hmmm....
bentar-bentar

terlalu naif ya, kalo setiap kali nulis
 selalu pakek kata KITA.
 seakan-akan yang nulis ini 
mencoba mencari teman satu perjuangan.hehe


oke deh. diganti. diganti :D

ehm ehm,,
bagi gue,, selama menggauli kehidupan yang katanya fana ini, pasti selalu butuh rehat, butuh bersantai kayak di pantai.hehe.
apalagi kayak gue gini yang porsi badannya lebih dari biasa alias luar biasa (maksa dikit :D), istirahat tidur udah agenda wajib yang kagak boleh dilewatin. harus itu.
begitu juga dengan berSANTAI ria, itu juga hal yang kudu dilakoni, apalagi kalo udah seharian berjibaku dengan pekerjaan yang menguras pikiran, tenaga, dan waktu, itu jelas butuh istirahat dan bersantai dulu dong..

hmmm,,,
tapi kagak tau kenapa ya,, bagi gue saat ini, istirahat dan bersantai itu udah kayak sesuatu yang gue harapkan bingit. bangun pagi berangkat ngampus, harus melototin slide yang isinya kata-kata gag jelas maksudnya (menuurut gue lo ya), dengerin bapak dan ibu dosen dari mulai pagi sampai sore, selama proses itu udah ngebayangin bahkan sudah diplaning nih di dalam otak, ntr kalo udah balik dari ngampus langsung balik ke kos jangan lupa beli makan dulu sekalian cuci mata tuh (kalo ada), cap cuss ke kosan, bersantai ria, tidur, sebagai harga yang harus dibayar setelah setengah hari lamanya habis bergelut ala sumo dengan yang namanya kuliah dan sodara-sodaranya.

sampai pada satu titik,
gue ngerasa, gue sekolah jauh-jauh disini, dengan tekad bulat seperti bola pingpong, membara seperti api unggun pramuka tingkat siaga, (dulu dulu,!! sekarang,, tau deh hehe) setelah berjalannya waktu kok orientasi gue berubah yaaa,,, gue kuliah, ngerjain tugas (walaupun terkadang harus mengiba terlebih dahulu ke konco-konco yang lain untuk mau dimintain bahan atau mungkin tugas laporannya yang udah jadi hehe). bela-belain cari bahan untuk praktikum, belajar masih pakek cara konvensional sistem kebut semalem, ujung-ujungnya kok malah pingin cepat kelar semua tu urusan kuliah biar bisa segera bersantai ria dan beristirahat nyenyak. loh.

nah, berarti istirahat dan santai gue sekarang udah jadi tujuan ngampus gue,, jadi gue brngkat ngampus biar bisa segera bersantai, bsok ngampus cepet balik biar bisa santai-santai, gitu aja seterusnya. nah kok serba kebalik gini yah...
wah gag beres nih,,, ada yang salah nih dengan prinsip gue,,
harusnya gue jadiin istirahat dan santai gue tetap sebagai kebutuhan bukan malah jadi tujuan, gue jadiin istirahat dan santai gue ini sebagai bentuk perenggangan dan proses pengembalian semangat gue untuk kembali berprogres ke tujuan utama gue yaitu menuntut ilmu.
Gue buang jauh jauh dan jangan sampai jadiin istirahat santai sebagai impian di dalam progrees gue menuntut ilmu.

yah gue bisa...
I know what must I do....


terserah ini mau dibilang apa,,
mau dibilang curhat??!!  boleh,,..
minta diperhatiin??!! ya bolehlah.....
yang penting kudu tetep happy,,, :D


Impian itu masih menggantung di langit-langit pencapaian,,
Ibarat sebuah pohon yang bisa menghasilkan buah, seperti itulah layaknya impian-impian yang masih hanya sebatas diidam-idamkan dan yang selalu disorak-sorakkan,,
Berprogres menggapai impian, yang biarpun jatuh tetap bangkit dan begitu seterusnya hingga mencapai impian yang tergantung di langit pencapaian ibarat sebuah pohon yang sedang berbuah.

mau pilih yang mana... monggooo,,,,,
Minggu, 16 Februari 2014 0komentar

Belajar dari Karet Gelang!!!





Dasar karet gelang!!!
dan memang karet gelang,,,
Lagi iseng kepengen ngomongin makhluk unyu-unyu satu ini,



Mari kita coba lakukan percobaan,,
atau kalau si batang hidung karet gelang gag nongol-nongol, bolehlah berimajinasi sejenak,,
Percobaan pertama
Karet gelang jika ditarik pada titik tertentu selama waktu tertentu (ex: 5s), ketika dilepas bentuknya masih sama dengan ukuran awal
Percobaan kedua
Karet gelang jika ditarik pada titik tertentu selama waktu tertentu (ex; 60s), ketika dilepas bentuknya tidak akan seperti bentuk asalnya atau sudah melar,
Percobaan ketiga
Jika ditarik lagi agak lebih tegang dan selama waktu tertentu (sama seperti pada percobaan 2), ketika dilepas bentuknya tidak akan sama dengan dengan bentuknya seperti pada percobaan kedua,
Percobaan keempat
Ditarik lagi sampai sekuat tenaga, dan si karet gelang itu akhirnya terputus.


Potensi hidup kita hampir sama nasibnya kayak si karet gelang atau lebih gamblangnya lagi potensi hidup kita sama seperti sifat-sifat si karet gelang ini.
Kita punya potensi yang sudah ada, dan tiap orang berbeda, yeah kamu punya flesksibilitas yang special, unic. tapi sering kita tidak menyadari itu. kita terlalu asyik dengan apa yang namanya zona nyaman atau lebih tepatnya zona aman, dimana kita merasa zona itu paling aman untuk kita, aman dari segala bentuk perubahan, aman dari segala ketakutan yang datang menghantui tentang segala kemungkinan jika kita bergeser dari zona tersebut.

Mau tetap stay di zona itu atau mencoba mencari beribu alasan untuk "membenaarkan zona aman",, ya sekali lagi itu terserah ente-ente yang pasti waktu terus berjalan, meninggalkan tiap-tiap dari kita yang tidak mau tau atau pura pura tidak tau :D

Ada pula yang saat ini (lagi) berproses untuk keluar dari zona amannya, mencoba mencari potensinya, mencoba mempertajam potensinya, namun saat sedanga mencoba tetap saja berakhir dengan kembali ke titik 0, kembali ke titik awal.
Itu bukan sebuah akhir. coba di bayangin lagi saat kamu menarik karet gelang, saat kamu menarik hanya dalam hitungan detik saja. tidak ada perubahan kan. yap. sama seperti potensi. potensi tiap-tiap dari kita membutuhkan waktu, waktu yang harus kita tukarkan untuk melejitkan potensi kita.

Pertaruhkan waktu itu, tukarlah waktumu dengan daya usaha untuk mempertajam potensi kamu, melejitkan potensi kamu. memang tidak ada yang namanya instan, tidak ada yang sebentar, tapi percayalah dengan usahamu, tidak ada yang akan sia-sia. dan nantinya aku, kamu, kita semua tidak akan pernah sama lagi dengan titik awal kita, kita tidak akan sama lagi dengan sebelumnya. jika karet gelang ditarik sekuat tenaga akan putus berbeda dengan kita sebagai makhluk hidup istimewa dengan anugerah akal dan dengan segala kelebihan kita dari Sang Pencipta, semakin ditajamkan, semakin dilejitkan, sejalan dengan waktu maka hasilnya pun akan sepadan. Insya Allah.

dan mungkin si karet gelang akan sedikit bangga karna keberadaannya bisa memberi arti walau sekelumit :D



Sabtu, 18 Januari 2014 0komentar

Entahlah,,


Jiwa ini berselimut debu
debu yang entah mampir darimana
dari jiwa yang terbiarkan 
atau 
jiwa yang terlalu lama diajak berkeluh 
entahlah,,,


Masih menerawang dunia
melalui jendela kecil di sudut kamar ini
tak jelas, tak tampak,,
Ouwh,,
mungkin jendela ini sudah ikut berdebu

tapi sebentar,, 
tidak ada yang salah dengan jendela ini,,
Yah, mungkin jiwa yang berdebu inilah yang membuat pandangan tak jelas
Lalu,
apa hubungan antara jiwa dengan jendela,,
entahlah,,,



Tetes air  masih saja jatuh dari langit
entah dari langit yang mana,
dan sekali lagi, itu menjadi alasan
untuk tetap nyaman di sudut kamar ini
masih gemar menerawang dunia melalui jendela kecil ini
walaupun hasrat tlah melambung,
untuk menerawang dunia melalui dunia
tapi kapan,,

ah entahlah,,,






 
;