Sabtu, 18 Mei 2013

Merindu Subuh

Kini, 
Pekatnya secangkir kopi telah menjadi sahabat sejati menghabiskan pekatnya malam hingga gulita.
Kokokan ayam pun hanya terdengar sebagai sebuah lelucon di warung lesehan jalan jawa.
Seruan adzan subuh hanya terdengar bagaikan rengekan anak ingusan di sebelah kosan.

Tak Lagi ku temui fajar menyingsing diantara pergantian sang waktu,
Tak Lagi ku lihat langit menyeruak kemerahan di ujung ufuk timur sana.
Tak Lagi ku cium bau parfum malaikat dengan langkah tegap dengan barisan yang rapat menyeru sebuah panggilan.
Tak Lagi.....
Entah kapan, ataukah Suatu Saat..
Merindu Subuh 

3komentar:

kusyafitri mei mengatakan...

alarm hp bagaikan nyanyian nina bobok sang mentari pagi . .
Xixixixi . .
:-)

Unknown mengatakan...

aseeeek,,, lanjutin atuh neng :D

kusyafitri mei mengatakan...

akang wildannya jadi bobok lagi . . .

:P

Posting Komentar

 
;